Dirmanews.com, Dumai – Rumus air mengalir mencari yang terendah. Kenapa banjir hingga hari ini tak bisa diminimalisir, boleh dibilang banjir masih saja menghantui masyarakat Kota Dumai. Pemko Dumai “pusing tujuh keliling” mencari solusi mengatasi banjir.
Mereka yang tinggal di Jl. Teduh RT-2 dan warga Jl.Syeh Umar Kelurahan Pangkalan Sesai Dumai Barat dan sekitarnya mengeluh, meski parit Jl. Syeh Umar telah diperbaiki banjir masih saja menggenangi rumah warga.
Soalnya banjir musiman, boleh dibilang setiap bulan ketika pasang air laut meluap menggenangi rumah rumah warga akibat air pasang laut, diinformasikan ada (3) tiga pintu air Jl. Teduh tidak dilengkapi dynamo, sehingga ketika terjadi banjir warga hanya bisa menonton fenomena banjir tersebut. Fungsi dynamo adalah untuk mempompa air yang ada di drainase/selokan, untuk dialirkan ke Sungai Dumai ujar warga, pada Selasa 8 Oktober 2024 saat bincang bincang disalah satu warung kopi Jl. Syeh Umar.
Pantauan dilapangan bahwa memang pintu air Jl. Teduh tidak memilki dynamo, sehingga ketika terjadi luapan air laut Dumai melalui sungai Dumai dalam waktu singkat air laut menggenangi rumah rumah warga Jl. Teduh, Jl. Nelayan ujung, Jl. Pemuda banjir hingga ke Jl. Budi Kemuliaan dan sekitarnya. genangan air akibat luapan air sungai Dumai bisa setinggi diatas mata kaki orang dewasa.
Karena pintu air Jl. Teduh tidak berfungsi sebagaimana diharapkan warga.
Bahwa ada 3 lokasi pintu air di Jl. Teduh, tanpa dynamo pompa Air, menyebabkan banjir tak teratasi dan lambat surut, mestinya menjadi perhatian Dinas PU Bidang Sumber Daya Air. APBD Kota Dumai diinformasikan tahun 2024 sebesar Rp.2,2. Triliun, Justru Dinas PU Bidang Sumber Daya Air alpa menyiapkan fasilitas dynamo pompa pintu air Jl. Teduh, “aneh bin ajaib”, ujar sumber.
Banjir selalu menghantui warga karena air pasang laut sulit diprediksi, demikian halnya ketika musim hujan. mengguyur Kota Dumai. Dumai yang berbatasan langsung dengan Laut Dumai rentan dengan ancaman banjir mestinya pintu air dilengkapi fasilitas dynamo pompa air distanbaykan, dan dijaga warga tempatan yang terampil, kesiapsiagakan mengantisipasi banjir menjadi penting, sehingga ketika terjadi banjir pintu air secepatnya difungsikan, pompa air bisa difungsikan untuk menguras Air, agar air yang ada diselokan dan drainase secepatnya bisa dikeringkan.
Persiapan dynamo untuk memompa air penting, menjadi prioritas, karena jika terjadi pasang besar air laut, disusul guyuran hujan, banjir tak terelakkan, tak hanya sampai disitu, Jalan disekitar kota Dumai menjadi lumpuh, terjadi kemacetan dimana-mana, sehingga mengganggu aktivitas warga. Selain itu berdampak terhadap kerusakan infrastrujtur ruas jalan akibat digenangi air asin.
Bahwa tahun anggaran 2023 dan 2024 Dinas PU Bidang Sumber Daya Air telah melakukan perbaikan parit dikiri kanan sepanjang Jl. Syeh Umar akan tetapi dengan ukuran kecil, ternyata parit tak mampu menampung debit air yang meluap dari Sungai Dumai sehingga ketika air pasang, bukan pasang besar dan tidak pada saat hujan namun air meluap memasuki rumah rumah warga. Jl. Syeh Umar, demikian halnya drainase Jl. Sultan Hasanuddin masih saja terjadi genangan air diruas jalan tersebut menjadi pertanyaan warga.
Permasalahan banjir di kota Dumai memang sudah sejak lama menjadi dilemma yang tak kunjung teratasi, sejak Dumai lepas dari Kabupaten Induk Bengkalis Dumai menjadi Kota difinitif, dan menggunakan APBD tersendiri namun sampai sekarang sudah 24 tahun usia Kota Dumai masalah banjir belum bisa teratasi, bahkan semakin parah, mestinya Dinas PU Bidang Sumber Daya Air manganalisa penyebabnya. Paling tidak banjir di dalam Kota Dumai bisa diminimalisir. (Sp)