Dirmanews.com, Dumai – Fenomena politik menjelang Pilkada Dumai 27 November 2024 diibaratkan “mesin diesel”, dari hari kehari tahapan kampanye antara Paslon 02 & 03 kian memanas, bisa jadi karena dipancing dengan berbagai isu tak sedap yang dialamatkan Paslon 03 Paisal – Sugiyarto terhadap Paslon 02 Fatonah Ferdi-Parto namun Paslon 02 ini tidak ambil pusing dengan ocehan ocehan yang mungkin dianggap tak berbobot, tak sesuai kata dan fakta yang disampaikan 03 dalam berkampanye.
Bahwa kampanye 03 Paisal menyinggung kinerja mantan Walikota Dumai Zul As yang menjabat dua periode “berkelang” dituding bahwa kepemimpinan Zul As selama memimpin kota Dumai tak sesuai yang diharapkan. Paisal Pas 03 dengan mencontohkan “proyek air bersih tak selesai”, kami stop pak, “kami tak mau proyek bermasalah”, kemudian Paslon 03 mencontohkan kepemimpinan Khairul (alm) terkait tidak terlaksananya pembangunan DIC, “setelah saya menjabat selama 3 ½ tahun Alhamdulilah DIC dan kampoeng kuliner terbangun pak”.

Padahal Paslon No.3 Paisal merupakan bagian dari kepemimpinan pendahulunya. tak hanya itu Paslon 03 juga menuding salah satu Paslon “tak punya kemampuan dan tak punya misi – visi”, bisa jadi ucapan Paisal PAS 03 ditujukan kepada rivalnya, adalah Fatonah No.02 belum diuji, bisa bisanya Paisal No.03 dengan lantang berani mengatakan lawan politiknya tak punya kemampuan, luar biasa gerutu netizen. Rabu 6 Nopember 2024.
Zul As yang tidak terima dengan berbagai tudingan tersebut dihadapan ratusan pendukung Fatonah No.2 Ferdi-Parto ketika berkampanye buka-bukaan mengatakan bahwa yang sekarang hanya tinggal melanjutkan saja. “Itu fakta, itu fakta” yang sekarang tinggal melanjutkan saja Zul As mengulangi, menepis tudingan yang disampaikan Paisal PAS-03.
Menurut Zul As bahwa program pengentasan kemiskinan, sudah sejak ketika saya menjabat, bantuan diberikan kepada warga miskin sekitar 5000 KK, bantuan, kita berikan kepada petani, petani yang menikmati, kepada nelayan, nelayan yang menikmati, dan bantuan kepada anak sekolah, anak sekolah yang menikmati, namun tidak terexpos.
Infastruktur jalan itu dilihat masyarakat, itu yang saya kerjakan. Untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat Ferdi-Parto berani mengambil resiko Ferdi-Parto yang terbaik ujar Zul AS disambut meriah kosutuen dengan teriakan Ganti Walikota. “coblos No.2 Fatonah”.
Ditempat terpisah Khairuddin relawan pemenangan Fatonah No2 Posko kelurahan Bukit Batrem ketika bincang bincang dengan awak media menyesalkan ucapan Paisal calon Walikota mengungkit ngungkit masa kepemimpinan Zul AS. tudingan Paisal selaku petahana tidak etis, kurang dewasa dalam berkampanye yang disampaikan seharusnya bagaimana meningkatkan kota Dumai untuk lebih baik, bukan membanding-bandingkan kepemimpinan sekarang dengan pendahulunya ujar Khairuddin.
Menurut Khairuddin warga Kelurahan Bukit Batrem yang ikut membidani penyelesaian ex tanah konsesi PT.CPI Dumai mengatakan Zul As menjabat Walikota Dumai selama 2 periode meski “berkelang”, tapi sudah teruji, menunjukkan kecintaan masyarakat terhadap Zul AS. bahwa ditangan Zul As terbitnya “Buku Putih” Komnas HAM yang merupakan rekomendasi untuk penyelesaian tanah ex Konsesi PT.CPI Buku Putih Komnas HAM diserahkan langsung oleh Komisioner Natalius Pigai (Menteri HAM red) kepada Zul As sebagai arsip Pemko Dumai.
Dikatakan Khairuddin Ketika Paisal menjabat Walikota penyelesaian ex Konsesi CPI hanya tinggal melanjutkan untuk diselesaikan, malah dijadikan isu berkampanye tidak lain hanya untuk mendulang suara bahwa “tinggal selangkah lagi”, kata Paisal dalam orasinya dihadapan warga Bukit Batrem, permasalahan tanah konsesi CPI omon omon, masih abu abu, nasib tanah ex konsesi CPI terkatung katung, boleh jadi bahwa Paisal calon walikota Dumai tak punya lidership menyelesaikan permasalahan tanah ex Konsesi CPI. padahal “buku putih” Komnas HAM telah ditangan Pemko Dumai namun selama kepemimpinan Paisal terkesan didiamkan ungkapnya. (Sp)