DKI Dapat Peringatan, Setelah Angka Reproduksi Corona Naik Lagi

admin dirma
admin dirma
5 Min Read

Tim FKM UI merupakan pihak yang menghitung angka reproduksi di Jakarta. Hasilnya kemudian disodorkan ke Gubernur Jakarta Anies Baswedan. Angka Rt di bawah 1 berarti menunjukkan penyebaran virus Corona sudah terkendali. Namun, angka Rt 1 pada satu hari saja tidaklah cukup menjadi dasar untuk mengakhiri pembatasan sosial berskala besar (PSBB). Perlu dua pekan angka Rt bertahan di bawah 1 untuk menyimpulkan suatu wilayah sudah mempunyai kondisi penyebaran virus Corona yang terkendali.

“Perlu Rt di bawah 1 selama 14 hari, baru kita bisa katakan penyebaran penyakitnya sudah menurun dan mulai pengurangan PSBB secara bertahap. Ukurannya 14 hari karena masa penularan virusnya bisa maksimal 14 hari,” kata Iwan.

Angka orang yang tinggal di rumah (stay at home) selama masa PSBB di Jakarta dinilai tim FKM UI sempat menunjukkan tren positif. Namun kemudian angka orang yang tinggal di rumah menurun pada bulan puasa.

“Itu terlihat dari Rt yang naik lagi di atas satu setelah proporsi penduduk yang tinggal di rumah saja berkurang sejak awal bulan puasa,” ujar Iwan.

Angka reproduksi menjadi ukuran tingkat keparahan penyebaran penyakit menular (epidemi). Ada dua jenis angka reproduksi, yakni R0 dan Rt. R0 biasa disebut R nought, adalah lambang angka reproduksi dasar (basic reproduction number), angkanya merupakan perkiraan penularan penyakit. R0 adalah angka rata-rata kasus sekunder yang diakibatkan oleh satu kasus primer sepanjang periode penularan dalam masyarakat yang rentan.

Rt atau R(t) adalah angka reproduksi efektif (effective reproduction number). Rt didefinisikan sebagai angka rata-rata aktual dari kasus sekunder per kasus primer pada waktu kalender. Letak perbedaan R0 dan Rt ada pada rentang waktu (t). Rt bersifat lebih aktual dibanding R0 karena Rt menggambarkan angka reproduksi per jangka waktu yang ditentukan. Bila Rt<1, epidemi sedang turun dan sudah terkendali, khusus pada waktu itu saja. Bila Rt>1, artinya epidemi sedang naik dan tidak terkendali, khusus pada waktu itu saja.

“Jadi Rt memang indikator yang baik untuk menilai perjalanan wabah tetapi bukan indikator praktis dan harus digunakan secara hati-hati. Rt menjadi tidak akurat jika dihitung di kabupaten/provinsi yang jumlah kasus dan/atau jumlah tesnya masih sedikit,” jelas Iwan.(red)

TAGGED:
Share this Article
Leave a comment