IMBI-SU Gelar Diskusi Dakwah Tanpa Kekerasan

admin dirma
admin dirma
3 Min Read

BINJAI-Ratusan pelajar dan mahasiswa se-Kota Binjai antusias hadir di acara diskusi bertemakan Dakwah Tanpa Kekerasan yang digelar atas kerjasama IMBI-SU (Ikatan Mahasiswa Binjai-Sumatera Utara) dan HMI di Pendopo Umar Baki, Jalan Veteran, Kel. Tangsi, Kec. Binjai Kota, Jumat (21/2) pagi. Turut hadir dalam acara tersebut, tiga pembicara yakni Dadang Darmawan Pasaribu M.Si, Kasat Pol PP Kota Binjai, Otto Harianto dan Ustadz Aulia Sitompul,S.Pdi.

Ketua Panpel Acara, Rizki mengatakan acara ini juga dihadiri GMI (Gerakan Milenial Indonesia) FPMB-SU (Forum Pemuda Madani Binjai-Sumut) dan GPI (Gerakan Pemuda Ibadah).

Dalam sambutannya, Ketua HMI Kota Binjai, Septian Hermawan mengatakan di era digitalisasi revolusi 4.0 seperti sekarang ini, pemuda dituntut dapat membentengi diri dari pengaruh negatif seperti penyalahgunaan gadget secara berlebihan.

“Banyak tokoh pemuda muslim yang bisa menjadi tauladan atas sikap kepemimpinannya yang telah berkontribusi terhadap agama kita. Seperti Usamah bin Zaid, Umar bin Abdul Aziz , Imam Syafi dan Muhammad Al-Fatih yang diusia ke-24 tahun sudah menjadi sultan dan menaklukkan konstantinopel. Tapi coba lihat pemuda kita sekarang yang malah kecanduan bermain mobile legend,” katanya.

Untuk itu, kata Septian, pemuda harus membaca ulang sejarah masa lalu. Jangan lagi hanya disibukkan dengan tugas belajar di sekolah.

“Saran saya haruslah aktif berorganisasi karena peradaban baru bisa dibangun dengan adanya peran serta dari pemuda. Untuk itu gelorakan kembali semangat jihad kita untuk kembali memakmurkan masjid, jangan sampai perubahan zaman malah melemahkan keimanan dan ketakwaan kita,” ujarnya.

Tokoh agama, Ustadz Aulia Sitompul S.Pdi mengingatkan pemuda untuk bisa menghargai waktu. Dia juga minta pemuda untuk membiasakan diri dalam berdiskusi. Dan berpegang kepada empat pedoman kehidupan yakni menjadi kaya, cerdas, kuat dan bijaksana.

“Dengan diskusi seperti ini kita akan menjadi cerdas,” sebutnya.

Kasatpol PP Kota Binjai, Otto Harianto mengatakan pihaknya dalam hal ini sudah sering melaksanakan Operasi Kasih Sayang dengan sasaran pelajar yang bolos di jam sekolah. Berdasarkan hasil operasi, pihaknya juga banyak menemukan kasus pekat lainnya seperti narkoba, seks bebas dan prostitusi yang 80 persennya adalah remaja.

“Anak remaja sekarang sanggup untuk menukarkan kehormatannya demi narkoba, ini yang kami temukan dan harus dibenahi,” sebutnya.

Pembicara terakhir, Dadang Darmawan Pasaribu mengatakan penyakit masyarakat yang timbul bisa disebabkan dari dua hal, yakni faktor internal dan eksternal. Faktor internal menurut para ahli berasal karena pikiran atau intelegensi. Sebab pikiran punya kebebasan hak memilih dan memilah.

“Lalu mental, orang pintar belum tentu memiliki mental yang baik dan juga bisa disebabkan faktor usia usia,” ucapnya.

Sedangkan faktor eksternal bisa diciptakan dari luar melalui perkembangan dunia ilmu pengetahuan dan teknologi. Karena akan berujung kepada kapitalisme dan liberalisme yang
dapat menghilangkan nilai nilai keagamaan.

“Hanya dengan menanamkan iman dan takwa lah kita bisa terhindar dari penyakit masyarakat. Dan menjalankan ibadah dengan benar serta mengamalkannya dengan kehidupan sehari hari,” ujarnya. (Dian)

Share this Article
Leave a comment