LANGKAT – Penanganan kasus tewasnya Ketua IPK Batang Serangan, Simson Sembiring alias Bagong (41) terkesan lamban. Sejak 3 hari setelah kejadian, para pelaku yang menghabisi nyawa Bagong belum juga berhasil diamankan.
Ketegasan pihak kepolisian terkait adanya bentrok antara IPK dengan FKPPI dinilai berat sebelah. Karena, kalau untuk menangkap 2 Anggota IPK atas tuduhan pelaku pelemparan batu polisi bisanya langsung gerak cepat.
Tapi, kenapa untuk menangkap pelaku pembunuhan Ketua IPK Bagong yang tewas terbunuh dalam insiden bentrokan tersebut, polisi justru dinilai lamban.
Selain korban tewas, dari pihak IPK juga ada yang menjadi korban luka-luka. Adalah Sultan (21) anggota IPK yang mengalami luka sabetan senjata tajam pada bagian kepala. Saat ini korban masih menjalani perawatan medis di RSU Delia Kecamatan Selesai.
Terpisah, berbagai elemen warga Langkat berharap jajaran Polres Langkat dapat bersikap tegas transparan, profesional jujur serta akuntabel dalam menyikapi bentrokan antar 2 ormas kepemudaan di Kabupaten Langkat yang terjadi Minggu (9/7/2023) dan memakan korban jiwa menyebabkan 1 orang tewas di pihak IPK.
Sebab, ujar warga, saat rombongan FKPPI Langkat bergerak melintas pulang dari lokasi event motor cross Besadi Super Gasstrack 2023 diduga seluruhnya sudah mempersiapkan diri dengan senjata tajam yang disimpan di dalam mobilnya masing-masing.
“Ya, jangan hanya anggota IPK yang ditangkap diduga sebagai pelaku pelemparan batu. Sementara, oknum dari ormas FKPPI Langkat yang jelas-jelas telah menyiapkan senjata tajam luput dari pertanggungjawaban hukum,” ujar warga yang gerah.
Warga juga mengaku heran dengan Ormas FKPPI Langkat yang pengurus dan anggotanya banyak bukan berasal dari anak TNI/Polri. Melainkan hanya masyarakat dari keluarga biasa.
“Dulu setiap yang akan bergabung ke FKPPI wajib harus menunjukkan Skep pekerjaan orang tuanya sebagai TNI/Polri aktif atau Purnawirawan. Namun sekarang ormas FKPPI di Kabupaten Langkat/Kota Binjai kok diduga malah banyak diisi oleh orang-orang bertampang seperti preman,” heran warga.
Warga menjelaskan dulunya anggota FKPPI lebih intelek dilatih dan dipersiapkan untuk menjadi tenaga-tenaga pengamanan di perusahaan-perusahaan atau Safety Guard jika memiliki ketrampilan bela diri serta selalu berkoordinasi dengan pihak Kodam, Kodim, atau Batalyon. Dan tidak seperti anggota FKPPI Langkat sekarang ini banyak anggotanya yang bukan berasal dari anak TNI-Polri.
“Kita tidak menuduh, tapi faktanya memang begitu. Malah sekarang ini banyak anggota ormas disini yang ditangkapi karena terlibat dalam dugaan peredaran gelap narkotika di Langkat dan Binjai,” terangnya.
Sementara itu, Kapolsek Kuala AKP Ilham SSos saat dikonfirmasi terkait apakah dari pihak anggota FKPPI ada yang ditangkap terkait peristiwa bentrokan tersebut, Kapolsek membenarkannya.
“Benar, Bang. Kita tidak tebang pilih kok. Ada 2 anggota FKPPI yang telah diamankan oleh Polres Langkat. Untuk lebih jelasnya silahkan konfirmasi ke Polres,” ujarnya.
Sementara itu, Kasat Reskrim Polres Langkat melalui Kanit Pidum Iptu Herman F. Sinaga SH SSos MH membenarkan adanya penangkapan 2 orang anggota FKPPI yang diduga sebagai pelaku pembacokan.
“Benar Bang. Tapi sabar dulu ya Bang karena kita masih bekerja untuk mengungkap semuanya,” ujar Herman saat dikonfirmasi identitas kedua terduga pelaku tersebut. (bay)