Pelayanan Pasien Covid-19 RS GL Tobing Tetap Berjalan Normal

admin dirma
admin dirma
3 Min Read


MEDAN – RS GL Tobing, Tanjungmorawa, Kabupaten Deliserdang, kembali beroperasi normal dalam menangani pasien Covid-19, setelah sempat terkendala beberapa saat akibat persoalan tenaga medis, Sabtu (02/05/2020) sore kemarin.


Hal tersebut disampaikan Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Utara, Alwi Mujahit Hasibuan, dalam keterangannya kepada wartawan di Rumah Dinas Gubernur Sumateta Utara, Minggu (03/05/2020) siang.


“Sekarang para tenaga medis sudah berkenan bertugas kembali, dan masalah ini juga sudah selesai sebenarnya. Namun informasi ini terlanjur merebak kemana-mana. Soal PHKlah. Soal insentiflah. Padahal itu tidak benar. Ini cuma soal fasilitas kamar yang awalnya satu kamar untuk satu orang, kini menjadi satu kamar dihuni dua orang,” ungkapnya.


Alwi menuturkan, terjadi perbedaan yang cukup signifikan terkait biaya hotel tenaga medis di RS GL Tobing dengan tenaga medis di RS Martha Friska, Medan. Sehingga terjadi kesenjangan dan dikhawatirkan menjadi masalah hukum di kemudian hari.


“Kita tidak tahu sampai kapan Covid-19 ini akan berlalu. Sedangkan untuk anggaran kita, seberapa pun banyaknya juga terbatas,” terangnya.


Sebagai contoh, kata Alwi. Untuk biaya hotel tenaga medis di RS GL Tobing, Pemerintah Provinsi Sumatera Utara sendiri mengeluarkan anggaran sekitar Rp 400 juta untuk jangka waktu dua pekan. Sementara untuk pekan ini saja, tagihannya sekitar Rp 530 juta.


Di sisi lain, ungkap Alwi, biaya hotel tenaga medis di RS Martha Friska hanya dianggarkan Rp 400 juta untuk satu bulan. Tentu saja hal ini akan memicu kesenjangan sosial cukup jauh.
“Tentu saja hal ini perlu kita disinkronkan dan diefisienkan lagi. Sehingga tidak merembet menjadi masalah hukum di belakang hari,” jelasnya.


Terkait persoalan itu, Alwi mengaku sudah berkomunikasi dengan 80 tenaga medis yang bertugas di RS GL Tobing, agar mereka bersedia menggunakan satu kamar untuk dua orang.


“Saya sudah komunikasikan pada teman-teman yang bertugas. Tolonglah mohon berkenan untuk dua orang satu kamar. Nanti pun satu kamar itu akan kita bedakan jam shift tugasnya, dan satu kamar itu nanti akan ada dua tempat tidur yang berjarak untuk tetap menjaga physical distancing. Karena di daerah lain sistemnya juga seperti itu,” sebutnya.


Beruntung menurut Alwi, para tenaga medis tersebut akhirnya setuju dengan tawaran dari pihaknya. Mereka juga paham, dalam situasi pandemi Covid-19 seperti sekarang, Pemerintah Provinsi Sumatera Utara penting untuk melakukan efisiensi anggaran.


“Mereka semua setuju. Inikan kita sedang dalam keadaan darurat. Jadi semuanya harus dilakukan dengan cepat. Sembari berjalannya waktu, ada hal yang harus kita koreksi yang sesuai dengan kemampuan keuangan kita. Dimana memang awalnya kita memfasilitasi satu kamar untuk satu orang, namun anggaranya ternyata terlalu besar untuk itu,” ujarnya.


Sebaliknya, untuk mengantisipasi agar pasien tidak terlantar, Alwi mengaku pihaknya telah memindahkan pasien di RS GL Tobing ke RS Martha Friska.


“Ada 20 pasien yang sedang dirawat (RS GL Tobing). 17 orang saya pindahkan ke RS Martha Friska. Sedangkan 3 orang lagi sudah pulang ke rumahnya, karena telah dinyatakan sembuh,” tukasnya. (zf)

Share this Article
Leave a comment