Covid-19 Sebabkan Ratusan Ribu UMKM dan Koperasi di Sumut Terpuruk

admin dirma
admin dirma
3 Min Read


MEDAN – Sedikitnya 672 ribu dari 960 ribu usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM), serta 7,7 ribu dari 11 ribu koperasi yang ada di Sumatera Utara mengalami keterpurukan akibat dampak pandemi Covid-19.


“Jumlah tersebut tersebar merata di 33 kabupaten/kota,” kata (Plt) Kepala Dinas Koperasi dan UMKM Provinsi Sumatera Utara, Ridho Haykal Amal, dalam keterangan persnya di Media Center Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Provinsi Sumatera Utara, Selasa (05/05/2020).


Ridho mengakui, ada beberapa permasalahan yang menyebabkan terpuruknya UMKM dan koperasi di Sumatera Utara.


Permasalahan pertama, katanya, terjadinya penurunan permintaan pasar yang sangat signifikan atas produk UMKM dan koperasi.


Kedua, pelaku UMKM dan koperasi turut mengalami kesulitan dalam hal mencari dan mengupayakan bahan baku, akibat banyak perusahaan tutup atau menghentikan aktivitasnya.


Ketiga, sambung Ridho, terganggunya proses produksi akibat keterbatasan pasokan dan distribusi bahan baku yang terhambat.

“Sedangkan permaslahan yang keempat ialah kesulitan pelaku UMKM dan koperasi mencari akses pembiayaan sepama pandemi Covid-19,” jelasnya.

Guna meringankan beban UMKM di Sumatera Utara, Ridho mengatakan, saat ini koperasi telah memberikan keringanan pembiayaan.


“Sebagaimana diketahui, bahwasanya dari Kementerian atau Bapak Presiden Jokowi sendiri juga sudah memberikan keringanan pembiayaan bagi para pelaku UMKM dengan tenggat waktu enam bulan,” terangnya.


Lebih jauh Ridho mengatakan, pada saat resesi ekonomi sebelumnya, UMKM di Sumatera Utara masih dapat berjaya. Sebab meskipun banyak orang di PHK, tapi banyak dari mereka beralih menjadi pelaku UMKM dan berhasil.


“Namun selama pandemi Covid-19, pelaku UMKM, khususnya di Sumatera Utara, justru mengalami kendala cukup signifikan, dan kita berharap kebangkrutan UMKM tidak terlalu parah,” pungkasnya.


Namun Ridho memprediksi, sektor UMKM dan koperasi di Sumatera Utara akan kembali bangkit dalam tempo enam bulan ke depan.


Sebab dia yakin, pandemi Covid-19 akan berakhir pada saat itu, sehingga hal tersebut akan berpengaruh prositif baginkembangkitan sektor UMkm DNA koeprasi, mengingat kondisi ekonomi masyarakat kembali normal.


“Kita harapkan enam bulan setelah selesai pandemi acovid-19 akan kembali stabil. Kalau daya beli masyarakat tinggi, kemudian harus juga didorong kebijakan khusus untuk koperasi, keringanan KUR, keringanan dari lembaga pengelola dana bergulir, kemudian kemudahan dan keringanan pajak,” seru Ridho.


Selama Ramadan 1441 Hijriah, dia juga mengajak masyarakat Sumatera Utara membantu keberpangsungan sektor UMKM dengan membeli produk mereka, terutama takjil.


Dalam hal ini, masyarakat dipersilahkan membeli langsung atau menggunakan jasa dan layanan daring saat melakukan transaksi jual-beli, sebagai upaya menerapkan sosial distancing.


“Percayalah setiap kita membeli takjil, maka pembeli akan menatap dengan tersenyum. Senyum itu yang akan membuat pedagang menjadi senang, sehingga daya imun tubuhnya pun meningkat,” timpal Ridho. (zf)

Share this Article
Leave a comment