Dirmanews.com, Dumai – Beredar vidio dikirimkan netizen melalui whatsapp ke redaksi media ini, bahwa ada puluhan Pekerja Migran illegal (PMI) yang berasal dari negara Mianmar dan Indonesia yang akan diseludupkan kenegeri Jiran Malaysia melalui Sungai Buluhala Kelurahan Basilam Baru Kecamatan Sungai Sembilan Dumai.
PMI tersebut direncanakan berangkat dengan menggunakan sped boat Sabtu, (12/04/2025) Namun, karena cuaca tidak mendukung puluhan pekerja migran illegal tersebut gagal diseludupkan.
Tekong speed boat tak berani karena ombak besar dan angin kencang, demikian warga net menginformasikan Minggu (13/04/2025) dan memohon agar dalam pemberitaan tidak menyebutkan nama sumber.
Para PMI yang gagal berangkat, karena “cuaca di laut lagi kurang baik, gelombang tinggi dan angin kencang”, cuaca yang tidak mendukung, sehingga para Pekerja Migran illegal gagal berangkat terpaksa menginap di lokasi Hutan Bakau Sungai Teras, kata sumber lagi.
Belakangan ini dinformasikan Sungai Buluhala kerap dijadikan lokasi penyeludupan Pekerja Migran Ilegal, dan lokasi pemulangan pekerja migran illegal, karena Lokasinya yang strategis, terlindung hutan bakau, dikabarkan bahwa lokasi penyeludupan pekerja migran illegal dan pemulangan pekerja migran illegal dari Malaysia sebelumnya melalui Selinsing Kelurahan Pelintung Kecamatan Medang Kampai karena Lokasi ini tercium Aparat Penegak Hukum (APH).
Para mafia dalam aksi penyeludupan dan penampungan pemulangan PMI berpindah lokasi ke Sungai Buluh Hala, ungkap sumber lagi.

Sumber juga menginformasikan bahwa Lokasi Sungai Buluhala disinyalir telah berulang kali digunakan para mafia PMI menyeludupkan pekerja migran illegal ke Malaysia. dan penampungan pemulangan PMI dari Malaysia ke Dumai melalui Buluhala.
Kali ini lanjut sumber Jumlah PMI yang akan diberangkatkan ke Malaysia sekitar 70 han orang, berasal dari WNA Mianmar 40 orang terdiri dari laki laki dan wanita, dan WNI dari Aceh dan Medan dan NTT, berjumlah sekitar 28 orang terdiri dari 8 orang wanita, dan laki-laki 20 orang. Para PMI yang diseludupkan tersebut ex, deportasi dari Negara Malaysia menjelang bulan Ramadhan 1446 H.
Namun oleh mafia pekerja migran illegal tersebut merekrut kembali dengan iming-iming dijamin bakal tidak dideportasi, para PMI tergiur, dikabarkan masing masing PMI telah memiliki pasport yang sudah di “black list” oleh Negara Malaysia. Namun para PMI masih saja nekat, tidak kapok.
Rute perjalanan para PMI tersebut ke Dumai dengan menggunakan mobil travel dari Pekanbaru, Medan dan Aceh, sebelum diberangkatkan ke Malaysia para PMI tersebut diinapkan disalah satu gudang di Bagan Besar Kecamatan Bukit Kapur. kemudian setelah ada pemberitahuan bahwa para PMI tersebut akan diberangkatkan ke Malaysia. Mafia dengan menggunakan mobil mini bus diangkut dari Bagan Besar pada malam hari agar tidak diketahui para Aparat Penegak Hukum setempat.
Sesampainya di titik kumpul PMI didampingi pemandu dengan berjalan kaki sepanjang 3 Km menuju pesisir pantai laut Sungai Teras melewati semak belukar dan hutan bakau, sesekali PMI terpaksa menunduk terhalang ranting ranting hutan bakau, ujar sumber.
Para pekerja migran illegal, sesampainya dititik kumpul menunggu pemberangkatan bermalam di hutan bakau Sungai Teras tanpa ada alat pelindung jika terjadi hujan, sehingga PMI basah kuyub diguyur hujan. sangat mengerikan, mafia PMI tersebut tidak manusiawi lanjut sumber, menirukan ucapan salah seorang pekerja migran ilegal.
Sumber juga menyebutkan bahwa para PMI tersebut sudah 2 malam diinapkan di pesisir pantai Sungai Teras sejak tanggal (11-12/04/2025) karena cuaca yang tidak mendukung tekong speed boat tak berani berlayar sehingga para PMI tertunda berangkat ke Malaysia selain Itu dikabarkan karena jumlah PMI yang akan diberangkatkan juga belum cukup dan menunggu PMI yang masih dalam perjalanan dari Pekanbaru ke Dumai. diinformasikan, bahwa bila malam ini (13/04/2025) cuaca bagus para PMI diberangkatkan dengan menggunakan 2 (dua) unit sped boat. Ujar netizen membeberkan.
Biaya yang dikenakan mafia terhadap PMI tersebut berfariasi sekitar Rp.4 jutaan, dan Rp.5 jutaan, bahkan ada yang membayar Rp.10 juta, Para PMI tersebut diiming imingi diterima kembali bekerja oleh majikan yang lama di Malaysia dengan pekerjaan yang ditawarkan sebagai penjaga kebun durian dan cleaning service dengan upah yang menggiurkan, berfariasi sekitar 2.500 RM s.d 3000 RM jika dirupiahkan dengan kurs sekarang mencapai Rp.7 juta s/d Rp.8 jutaan perbulan ujar sumber, menutup bincang bincang. (SP)