• Redaksi
  • About
  • Advertise
  • Privacy & Policy
  • Hubungi
Dirmanews
Advertisement
  • Home
  • Sumut
  • Riau
  • Nasional
  • Olahraga
No Result
View All Result
  • Home
  • Sumut
  • Riau
  • Nasional
  • Olahraga
No Result
View All Result
Dirmanews
No Result
View All Result
Home Nasional

Artikel Populer “Kekerasan Verbal terhadap Perempuan dalam Politik: Demokrasi Belum Inklusif”

admin by admin
April 7, 2025
in Nasional
0
0
SHARES
25
VIEWS
Share on FacebookShare on Twitter

Oleh : Mauza Farah Yuriko T.

Mahasiswa Magister Ilmu Politik Universitas Indonesia

Pemilu adalah pesta demokrasi tempat rakyat memilih wakil dan pemimpinnya secara langsung tetapi jika kita menelisik lebih dalam, ada satu kelompok yang belum sepenuhnya mendapat tempat setara di panggung demokrasi yaitu perempuan.

Meskipun terdapat kuota 30% perempuan dalam pencalonan legislatif, nyatanya angka keterwakilan perempuan di parlemen hasil pemilu 2024 masih jauh dari harapan. Data Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) mencatat hanya 127 dari 580 anggota DPR RI yang perempuan. Angka ini serupa di DPRD provinsi, kabupaten/kota, dan DPD RI. Mengapa partisipasi politik perempuan masih stagnan, bahkan cenderung melambat?

Kekerasan Simbolik: Menghantui dari Balik Panggung

Salah satu faktor yang kerap luput dari sorotan adalah kekerasan verbal dan simbolik terhadap perempuan selama masa kampanye. Kekerasan ini tak berupa fisik seperti dari candaan seksis, anggapan perempuan tak layak memimpin, hingga larangan halus dari tokoh agama agar perempuan tak ikut mencalonkan diri.

Sosiolog Prancis Pierre Bourdieu menyebutnya sebagai kekerasan simbolik, bentuk kekerasan yang bekerja secara halus melalui bahasa, norma, dan kebiasaan sosial. Ia tidak terlihat, tapi sangat terasa. Kondisi ini menciptakan batas-batas tak kasat mata yang membungkam perempuan dan mengerdilkan kemampuannya.

Kekerasan verbal ini bukan sekadar ujaran kasar tetapi refleksi dari sistem sosial yang patriarkal dan eksklusif. Dalam konteks Indonesia, kekerasan ini menyatu dengan budaya politik parokial yang dijelaskan Almond dan Verba: masyarakat cenderung pasif, menerima otoritas tanpa kritik, dan mudah diarahkan oleh narasi dominan.

Bertarung Melawan Struktur yang Tak Setara

Perempuan yang ingin maju dalam politik tidak hanya menghadapi persaingan elektoral, tapi juga pertarungan sosial-budaya. Mereka harus melawan stereotip yang menyempitkan peran mereka pada ranah domestik, serta berhadapan dengan mesin politik yang masih dikuasai laki-laki.

Akses terhadap modal baik ekonomi, sosial, maupun simbolik masih timpang. Partai politik sebagai pintu utama pencalonan, seringkali tidak memberikan dukungan yang sama kepada kader perempuan Situasi ini menjadikan politik sebagai arena yang keras bagi perempuan. 

Sering kali, saat mereka bersuara, yang didapat bukan apresiasi, tapi ejekan. Ketika mereka menunjukkan kemampuan, yang muncul justru cibiran. Kekerasan verbal menjadi alat untuk menyingkirkan mereka secara halus namun efektif.

Apa yang Bisa Dilakukan?

Ada sejumlah langkah penting yang bisa menjadi titik tolak perubahan:

Partai politik harus berani memberikan ruang lebih luas kepada kader perempuan, bukan hanya sebagai pelengkap kuota, tetapi juga sebagai pemimpin potensial.

Lembaga penyelenggara pemilu perlu memiliki mekanisme perlindungan terhadap kekerasan verbal dan diskriminasi selama proses kampanye.

Masyarakat harus didorong untuk lebih melek politik dan memahami pentingnya keterwakilan perempuan dalam lembaga legislatif.

Tokoh agama dan budaya bisa menjadi agen perubahan melalui pemahaman keagamaan yang progresif  untuk melawan narasi yang menyudutkan perempuan.

Dalam Islam, misalnya, prinsip kesetaraan sangat ditekankan. QS. An-Nisa:1 menyatakan bahwa laki-laki dan perempuan berasal dari satu jiwa, dan keduanya setara di hadapan Tuhan. Oleh karena itu, tak ada alasan untuk membatasi perempuan dalam berpolitik atas dasar agama.

Kekerasan verbal terhadap perempuan dalam politik bukan sekadar soal etika, tapi cermin dari sistem yang belum setara. Perjuangan menuju politik yang ramah perempuan adalah perjuangan untuk keadilan yang lebih luas. Karena ketika perempuan bebas bersuara dan berperan, seluruh masyarakat akan ikut maju.

Daftar Pustaka

Antlöv, H., & Cederroth, S. (2021). Elections in Indonesia. The New Order and beyond.

Ardiansyah, M. (2017, November). General election in Indonesia. In International Conference on Democracy, Accountability and Governance (ICODAG 2017) (pp. 66-70). Atlantis Press.

Coulangeon, P., & Duval, J. (Eds.). (2015). The Routledge companion to Bourdieu’s distinction (Vol. 1). London: Routledge.

Culla, A. S. (2005). Demokrasi dan Budaya Politik Indonesia. Sociae Polites, 5(23), 68-79.

Dalton, R. J., & Welzel, C. (2014). Political culture and value change. The civic culture transformed: From allegiant to assertive citizens, 1.

Joppke, C. (1986). The cultural dimensions of class formation and class struggle: On the social theory of Pierre Bourdieu. Berkeley Journal of Sociology, 31, 53-78.

Musarrofa, I. (2015). Mekanisme Kekerasan terhadap Perempuan dalam Rumah Tangga Perspektif Teori Kekerasan Simbolik Pierre Bourdieu. Asy-Syir’ah: Jurnal Ilmu Syari’ah dan Hukum, 49(2), 458-478.

Ningtyas, E. (2015). Pierre bourdieu, language and symbolic power. Poetika: Jurnal Ilmu Sastra, 3(2).

Rosamond, B. (1997). Political culture. Politics: an introduction, 77-105.

Soetjipto, A. Gender, Election, and Women’S Parliamentary Representation: Analysis of the 2019 General Election. Booklet Series, 3, 24-52.

Swain, S. dalam Central Asia: Horiozon of Political Culture and People Participation. (2014). India: KW Publishers.

Weininger, E. B. (2002). Pierre Bourdieu on social class and symbolic violence. Alternative foundations of class analysis, 4, 83.

Sumber Utama Artikel

Materi Presentasi KemenPPPA dalam Diskusi Publik dan Peluncuran Hasil Penelitian “Pemilu Tanpa Kekerasan Terhadap Perempuan, Politik Tanpa Kekerasan, Demokrasi Tanpa Ketimpangan. Jakarta 2025.

Sita, A., dkk. (2025). Kekerasan Terhadap Perempuan pada Pemilu Indonesia 2024. Women Research Institute.

Previous Post

Grib Jaya Binjai Gelar Halal Bihalal Sekaligus Konsolidasi Internal Organisasi 

Next Post

BWSS III, Dinas PUPR, Dinas LH Dumai Terindikasi Mandul AMN Geram Ancam Akan Kembali Aksi Demo PT.OSM      

admin

admin

Next Post
BWSS III, Dinas PUPR, Dinas LH Dumai Terindikasi Mandul AMN Geram Ancam Akan Kembali Aksi Demo PT.OSM      

BWSS III, Dinas PUPR, Dinas LH Dumai Terindikasi Mandul AMN Geram Ancam Akan Kembali Aksi Demo PT.OSM      

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Recent Posts

  • Sertifikat IMO Penyelenggaraan Oil Boom Masih Minim KSOP Dumai Didesak Melakukan Pengawasan 
  • Lokasi Permukiman Warga Dumai Dikelilingi Banjir Diduga Akibat Tidak Berfungsinya Pintu Air
  • Lubuk Gaung Dikelilingi Banjir Parit Yang Dibangun PT.OSM Tak Mampu Menampung Debit Air
  • Rekonstruksi Jalan Nasional Simpang Kulim – Simpang Batang TA 2024, BPJN dan KADIS PUPRKPP RIAU BUNGKAM, DISIKAPI KETUA P3KDR
  • Seluruh Jajaran DPRD Binjai

Recent Comments

No comments to show.

Archives

  • October 2025
  • September 2025
  • August 2025
  • July 2025
  • June 2025
  • May 2025
  • April 2025
  • March 2025
  • February 2025
  • January 2025
  • December 2024
  • November 2024
  • October 2024
  • September 2024
  • August 2024
  • July 2024
  • June 2024
  • May 2024
  • April 2024
  • March 2024
  • February 2024
  • January 2024

Browse by Category

  • Nasional
  • Olahraga
  • Riau
  • Sumut
  • Uncategorized

Categories

  • Nasional
  • Olahraga
  • Riau
  • Sumut
  • Uncategorized

Recent News

Sertifikat IMO Penyelenggaraan Oil Boom Masih Minim KSOP Dumai Didesak Melakukan Pengawasan 

Sertifikat IMO Penyelenggaraan Oil Boom Masih Minim KSOP Dumai Didesak Melakukan Pengawasan 

October 10, 2025
Lokasi Permukiman Warga Dumai Dikelilingi Banjir Diduga Akibat Tidak Berfungsinya Pintu Air

Lokasi Permukiman Warga Dumai Dikelilingi Banjir Diduga Akibat Tidak Berfungsinya Pintu Air

October 9, 2025
  • Redaksi
  • About
  • Advertise
  • Privacy & Policy
  • Hubungi

© 2024 Dirmanews

No Result
View All Result
  • Beranda
  • Sumut
  • Riau
  • Nasional
  • Olahraga
  • Redaksi

© 2024 Dirmanews