Dirmanews.com, Kampar – Beredar video terkait konflik agraria di Desa Sianama Nenek muncul berita yang tak sedap didengar pada Senin, (03/11/2025) dengan judul “Biadab Lebih Biadab dari PK*”.
Bahwa sekelompok oknum berpakaian preman mendapat tanggapan keras dari Ninik Mamak Desa Sinama Nenek Kecamatan Tapung Hilir Kabupaten Kampar.
Pasalnya, menurut Datuk Hermanto yang hadir pada saat kejadian insiden mengatakan “Kami sebagai ninik mamak didesa Sinama Nenek merasa perlu meluruskan pemberitaan yang dilansir salah satu “media online ”. Senin (03.11.2025) dengan judul “Biadab Lebih Parah dari PK*”.
Menurut Datuk Hermanto bahwa pemberitaan tesebut terkesan menghilangkan subtansi permasalahan yang sebenarnya dan seperti memutar balikkan fakta, “siapa sebenarnya yang mafia”, ujar Datuk Hermanto.

Lebih lanjut Datuk Hermanto menjelaskan bahwa masyarakat kami yang dianiaya oleh Mafia selama 5 (lima) tahun. Bagaimana tidak lahan masyarakat yang telah memiliki sertifikat syah secara hukum tidak bisa menguasai lahan mereka sendiri.
“Hak mereka dikuasai Mafia berkedok Koperasi yang diduga Koperasi Nenek Eno Sinama Nenek,” ungkap Datuk Hermanto lagi.
Bahwa bagi kami lanjut Datuk sebagai masyarakat korban mafia, siapapun yang membantu masyarakat apalagi dari TNI kami sangat berterima kasih yang sebesar besarnya karena mereka membela masyarakat yang menderita selama ini.
Dan kami minta agar aparat penegak hukum (APH) silahkan datang kedesa kami, siapa yang dijalimi, tegas Datuk Hermanto di amini Datuk Yarmen salah satu yang menerima sertifikat tanah dari Preiden ke 7 Jokowi Dodo
Terkait insiden penganiayaan dalam aksi turun lapangan. masyarakat bermaksud untuk menduduki lahan mereka. Datuk Hermanto menjelaskan bahwa potensi konflik sangat tinggi dari masing masing pihak, tentu saja tidak terhindari. saat ini, kami tidak mau disebut sebagai orang yang memulai konflik, sebab kami hanya mempertahankan hak kami yang telah bersetifikat syah dari BPN.
“Kami panen dilahan kami sendiri, tapi dianggap pengganggu”, ujar Datuk Hermanto.
Ditempat terpisah ketua Koperasi Pusako Sinama Nenek (Koposan) Alfajri yang nenaungi masyarakat pemilik sertifikat hak katas tanah, namun sampai saat ini tidak dapat menguasai lahan mereka akibat ulah Mafia.
“Kami akan terus berjuang agar hak masyarakat atas kepemilikan lahan dapat kembali, dan anggota Koperasi Pusako Sinama Nenek meminta bapak Presiden Prabowo mendengar penderitaan masyarakat yang selama ini dialami masyarakat,” ungkap, Alfajri. (sumber Koposan/S.Purba)



