Dirmanews.com, Binjai – Senyum dan raut wajahnya menawan. Kehadirannya menjadi pusat perhatian banyak orang. Dialah Najla Raihana Tsabitah, si pembawa baki pada Upacara Peringatan Hari Lahir Pancasila 2024 Tingkat Sumatera Utara di Lapangan Astaka, Kabupaten Deliserdang, Sabtu (1/6) pagi.
Gadis kelahiran Kota Binjai, 16 September 2007 ini, mengaku senang dan terharu. Dia juga bersyukur karena kembali dipercaya sebagai pembawa baki, setelah sebelumnya juga tampil pada Upacara Peringatan Hari Kemerdekaan ke-78/2023 Republik Indonesia Tingkat Sumatera Utara.
“Alhamdulillah. Senang sekali hari ini, karena pengibaran bendera berhasil dan semuanya (rangkaian upacara) lancar. Terima kasih atas support dari keluarga dan teman-teman semua,” ungkap Najla, didampingi sang ibu, Lidya Nova, selepas upacara.
Lebih jauh pelajar kelas XI di SMA Negeri 2 Kota Binjai ini bercerita tentang keinginannya mendalami ilmu hukum setelah lulus SMA nanti. Hal ini pada dasarnya adalah salah satu usaha Najla untuk menggapai cita-citanya menjadi seorang jaksa.
Baginya, jaksa adalah profesi mulia. Bukan hanya sekadar pekerjaan, tetapi juga sarana mengabdikan diri bagi negara. Sebab jaksa memiliki tugas dan tanggungjawab yang besar, terutama untuk mengedukasi masyarakat agar memahami hukum.
“Ibarat Paskibra, jaksa juga bagian dari upaya mengabdikan diri kepada negara,” ujar gadis berpostur 170 sentimeter, yang memiliki hobi membaca dan travelling ini.
Sebelumnya, Kepala Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP), Yudian Wahyudi, dalam amanat tertulisnya dibacakan (Pj) Gubernur Sumatera Utara, Hassanudin, selaku pembina upacara, mengajak seluruh komponen masyarakat agar bahu-membahu membumikan nilai-nilai Pancasila dalam setiap aspek kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.
Menurutnya, sebagai meja statis, Pancasila terbukti mampu mempersatukan kita dalam menghadapi beragam gelombang tantangan dan ujian sejarah, sehingga sampai dengan saat ini Indonesia tetap berdiri kokoh dan tangguh sebagai bangsa yang besar.
“Pancasila harus senantiasa kita jiwai dan pedomani agar menjadi ideologi yang bekerja, yang dirasakan kehadiran dan manfaatnya oleh seluruh tumpah darah Indonesia. Selain regulasi yang berlandaskan pada semangat dan jiwa Pancasila, kita juga perlu keteladanan yang tercermin dari etika, integritas, dan karakter para pemimpin dan rakyat Indonesia,” katanya. (Nop)