LANGKAT – Warga Dusun Tanjungnaman, Desa Laudamak, Kecamatan Bahorok, Kabupaten Langkat, Sumatera Utara, mendadak heboh. Pasalnya, seekor sapi peliharaan warga ditemukan mati dalam kondisi penuh luka, di areal perladangan tidak jauh dari kawasan hutan Taman Nasional Gunung Lauser (TNGL), Jumat (01/05/2020) pagi.
Kuat dugaan hewan ternak itu mati akibat dimangsa harimau Sumatera (panthera tigris sumatrae). Selain kondisi bangkai sapi dipenuhi luka bekas gigitan dan sebagian besar isi perutnya sudah menghilang, warga juga menemukan sejumlah jejak kaki dan cakaran harimau di sekitar lokasi penemuan.
Menurut sang pemilik ternak, Henry Sembiring (30), warga Dusun Tanjungnaman, bangkai sapi miliknya itu ditemukan di sekitar rawa-rawa tidak jauh dari ladangnya yang berjarak sekira 200 meter dari jalan utama Dusun Tanjungnaman, Desa Laudamak.
“Tadi pagi, niat saya mau cari sapi yang hilang di ladang. Soalnya semua ada tujuh ekor. Tapi waktu saya hitung malah cuma ada enam Namun sewaktu dicari sampai ke rawa-rawa di sana, malah saya dapati banyak jejak kaki dan bekas cakaran harimau,” terang Henry.
Merasa curiga jika salah satu sapi peliharaannya itu telah dimangsa harimau, pria tersebut lantas melaporkan hal tersebut kepada Kepala Desa Laudamak, serta meminta bantuan warga, polisi hutan, dan para relawan dari Stay Wild, untuk bersama-sama melakukan proses pencarian.
Hasilnya, mereka menemukan bangkai sapi dan sisa potongan tubuh hewan ternak milik Henry di antara semak-belukar dan pepohonan sekitar rawa.
Selanjutnya, pihak Stay Wild meminta agar bangkai dan potongan tubuh sapi tetap dibiarkan di tempat tersebut, lalu berjanji akan bertanggungjawab atas kerugian yanh dialami pemilik ternak. Dari situ, mereka pun memasang kamera trap, guna memantau aktivitas harimau di tempat tersebut.
Kepala Seksi Wilayah II Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Sumatera Utara, Herbert Aritonang, saat dikonfirmasi wartawan via chat whatsapp, Jumat (01/05/2020) malam, membenarkan peristiwa tersebut.
“Malam ini, tim penanganan konflik masih berjaga di lokasi,” terangnya.
Demi mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan, Herbert mengaku telah berkoordinasi dengan Kepala Desa Laudamak dan pihak-pihak terkait, agar meminta masyarakat untuk tidak menggembalakan ternaknya di sekitar kawasan hutan TNGL.
“Kita himbau juga agar sementara tidak usah ke ladang yang berdekatan dengan lokasi kejadian,” serunya. (dika)