1 Emas 2 Perak, 3 Atlit Difabel Asal Binjai Raih Juara di Peparnas Papua Tahun 2021

admin dirma
admin dirma
3 Min Read

BINJAI – Para atlit Difabel asal Binjai yang memperkuat tim Sumut berhasil meraih medali juara di ajang Pekan Paralympik Nasional (Peparnas) ke-XVI tahun 2021 di Papua. Adalah, Riadi Saputra berhasil meraih emas dari Cabor lempar cakram. Lalu, Evi Yunita Pohan dari Cabor Balap Kursi Roda serta Yuddiana Cabor Tolak Peluru masing-masing meraih perak.

Hasil ini tentu saja disambut gembira. Tak terkecuali, seluruh warga Binjai yang tak sabar menunggu kepulangan ketiga atlit tersebut ke kota rambutan.

Nama Riadi sendiri sebenarnya sudah cukup terkenal di tingkat nasional, sebagai atlit berkebutuhan khusus yang sering mendapatkan juara. Terhitung, sejak tahun 2008 sampai sekarang Riadi sudah beberapa kali meraih medali emas di tingkat nasional hingga mancanegara.

Antara lain adalah meraih medali emas di Pekan Paralympik Nasional (Peparnas) tahun 2008 di Kalimantan Timur, lalu tahun 2012 di Pekanbaru dan 2016 di Bandung. Selain itu Riadi juga pernah menjuarai emas di ajang Asean Paralimpik Games di Singapura tahun 2015 dan terakhir pada tahun 2017 di Malaysia.

Kadis Pemuda dan Olahraga (Dispora) Binjai, Nani Sundari saat dikonfirmasi membenarkan ketiga atlit difabel asal Binjai berhasil mengukir prestasi di PPN tahun 2021 Papua.

“Tentunya kita sangat bersyukur sekali atas raihan prestasi atlit kita yang berhasil merebut satu emas dan dua perak di Papua,” katanya, Selasa (9/11/2021) siang.

Kata Nani, pihak pemerintah (Pemko Binjai) sudah menyiapkan bonus untuk diberikan kepada ketiga atlit berprestasi tersebut.

“Kita tidak ada membeda-bedakan. Untuk mereka nanti akan juga diberikan bonus,” ujarnya.

Sementara itu, Ketua NPKI (Nasional Paralimpik Komite Indonesia) Kota Binjai, Sri Rahayu mengatakan Binjai merupakan lumbung atlit difabel yang banyak meraih prestasi di level nasional hingga internasional. Untuk itu, dia berharap adanya perhatian khusus dari pemerintah kepada atlit difabel agar mereka dapat terus menorehkan prestasi.

“Kita berharap agar pemerintah dapat lebih memperhatikan lagi nasib para atlit kami,” ucapnya.

Diakui Sri sejak NPKI dibawah pembinaan Dispora memang sudah banyak perubahan yang dirasakan para atlit. Dimana, kalau dulunya atlit berkebutuhan khusus masih dipandang sebelah mata, namun kini tidak lagi begitu.

“Untuk Sumatera Utara, atlit kita berada di peringkat kedua setelah Medan,” jelasnya. (bay)

Share this Article
Leave a comment